Category Archives: Gugahan Hati

Ia menjerit jerit ingin dicatat!

Teruntuk, Anakku yang Kukasihi di Masa Depan

Standard

Dear, My Future Child…

Hai, aku ibumu yang belum tahu kapan akan mengandungmu. Entah mengapa pagi ini aku ingin sekali menuliskan surat ini, sekaligus berjanji pada diriku, jauh… jauh sebelum engkau lahir. Barangkali dapat menjadi pengingat jikalau aku lupa dan bersikap seperti ibuku (ups!).

Anakku di Masa Depan,

10348460_743759332340662_8259061102614551921_n

Mengenai Mimpi-mimpimu

Ibumu ini orang yang tidak bisa diam, selalu ingin mencoba banyak hal, bermimpi muluk hingga ibuku pun tak percaya aku dapat menggapainya. Aku berjanji padamu nak,

Read the rest of this entry

Aku dan Band ; Wake Up, Iris ! (sebuah cerita dari hati)

Standard

Bermusik dan menjadi musisi adalah sebuah  ketakutan besar dari orang tuaku dan aku melakukannya. Bermusik merupakan bagian dari nafasku sejak kecil. Katanya aku suka menyanyi sendiri, katanya aku suka berlagak seperti musisi kondang di atas panggung (kemudian aku tahu, kondang tidak kondang, musisi akan selalu berlaga di atas panggung mereka), katanya aku suka mengubah lirik lirik lagu kesukaan ayah ibuku.

Capture

Wake Up, Iris! namanya. Ia adalah harapan saat aku terbangun dan tetap memperjuangkan mimpiku di dunia musik. Ia adalah harapan saat aku berpikir, ah sudahlah bermusik hanya begini-begini saya, mengiringi orang saja, menjadi pemain musik di resto mahal sembari mereka menikmati makan malam dengan orang orang kesayangan mereka.. pokoknya aku bermusik dan aku tidak bisa hidup tanpa musik. Ah sudahlah, mimpi menjadi sebesar Om Ahmad Albar atau Tante Silvia Saartje itu cuma dimiliki orang-orang dengan suara nge-rock. Cukup menjadi musisi pengiring sudah membuatku bahagia (waktu itu-tertahan-ingin lebih). Lalu bermimpi menjadi pemain orkestra pun sudah lenyap. Aku lebih ingin menciptakan musik! nanti biar orkestra itu yang memainkan musikku. Pikirku begitu.

WUI (wake up iris-disingkat ) lahir disaat yang paling tepat. Saat aku ingin mengeksplorasi kecintaanku terhadap musik. Sering kali semasa sekolah dan kuliah ibuku menjauhkan aku dari musik,teater, segala bentuk kesenian. Tidak bisa hidup dengan hal hal seperti itu! katanya. Tetapi entah mengapa hatiku berkata, sejauh jauhnya orang ingin menjauhkanku dari kesenian dan kebudayaan,
aku akan tetap disana dan kembali kesana. Disanalah rumahku. Disaat itulah aku menyadari, bermusik bukan sekedar hobi atau mungkin pekerjaan bagiku. Berkesenian, terutama bermusik adalah cara hidupku.

Wake Up Iris

Kala itu aku bertemu sang Angin. Aku sudah mengenalnya cukup lama tetapi hampir tidak pernah bertukar pikiran mengenai musik. Bahkan aku sempat membatin, betapa beruntungnya dia dengan dunia musiknya. Waktu berjalan cepat dan seketika itu pula aku bertemu dengannya kembali. Bak angin segar, Sang Angin rupanya memiliki mimpi dan visi yang sama, mengenai hidup, mengenai dunia ini dengan carut marutnya, mengenai ruwetnya kota yang dipenuhi orang-orang yang berhutang demi gengsi, hingga mengenai musik yang sudah terlanjur mendarah daging. Kesamaan-kesamaan itu yang membuat obrolan kita mengalir menjadi sebuah ikatan yang tak perlu terucap. Mendadak kita kompak ingin mewujudkan mimpi bersama. Semejak saat itu aku tidak lagi sendiri memperjuangkan mimpi-mimpiku.

Penahitam, adalah sebuah bagian yang harus diceritakan ketika bercerita mengenai sejarah WUI. Sebuah perjalanan panjang sebelumnya telah mempertemukan aku dan sang Angin dengan para pendirinya, Mas Rio, Mas Didi, dan juga teman teman penyelenggara Mas Novi dan Mas Doni (kedepannya, mereka pulalah yang berjasa membantu pertumbuhan WUI). Celetukan ringan dimulai saat bertemu di Legipait, apakah aku mau mengisi acara ulang tahun Pena Hitam. Aku? dengan siapa? bagaimana? aku gagu. Ingin sekali terlibat tetapi bagaimana? Lalu aku memandang sang Angin. Ia memandangku. Kita mempunyai pikiran yang sama yang tak perlu terucapkan. “bagaimana kalau kalian berdua yang main?” Read the rest of this entry

Sukses Seperti Apa?

Standard

Image

Sukses, semua orang pengen sukses. Jika anak anak remaja (kalau anak kecil masih spesifik dalam bercita cita ) ditanyai apa cita citanya, banyak yang berkata ‘ingin jadi orang sukses’ . Banyak pula orang dewasa masih bercita cita sukses karena merasa dirinya belum sukses. Sukses dari sudut pandang mana?

Buku buku motivasi untuk cepat sukses berserakan di toko buku bagian ‘BEST SELLER . Jika formula sang penulis dianggap basi, kurang menarik orang orang untuk sukses, maka segera dilempar ke bagian buku ‘SALE’.

Oh ya! sukses seperti apa dulu?

Yang banyak uang dong pastinya, sampai sampai sebuah buku motivasi sukses instan dicetak semacam uang dolar. 10 tips dan 13 trik cara bisnis laku cepat, pemasaran enterprener jalan mulus, duit masuk kantong banyak.Nah setelah uang banyak, mau diapakan? Beli mobil BMW, beli kapal pesiar, jalan jalan keliling dunia.

Bahkan slogan ‘bersedekahlah agar kaya’ , ‘Banyak memberi agar banyak menerima’n sudah merajalela. Sebuah kegiatan yang seharusnya dari ketulusan hati diperalat agar kembali memperkaya diri. Apakah itu tulus?

Siapa sih yang tidak mau seperti itu?

Tidak salah.

Saya pun dituntut seperti itu. Setelah menempuh pendidikan, seseorang harus bekerja, dan bekerja yang ‘benar’ adalah kantoran. Jika tidak kantoran, semacam seniman atau self employed tentu agak dikhawatirkan ‘mau makan apa nanti?’ . Uniknya sekarang banyak ajakan dan motivasi kepada orang orang kantoran tersebut untuk menjadi self employed , tanpa bos dan pemasukan extra. Lagi lagi akhirnya materi.

Ucapan ‘semoga sukses’ sendiri berjamuran dimana mana sehingga sukses menjadi kata yang (untuk saya) agak sedikit membosankan. Diharapkan sukses yang seperti apakah kita di tengah masyarakat?

Read the rest of this entry

Sugeng Warsa Enggal

Standard

Happy Aniversary katanya. Blog ku sudah berusia 2 tahun.

Bisa dibilang ini adalah blog terlama yang aku miliki. Mungkin ada sekitar 8 hingga 10 blog yang berusaha aku buat, tetapi lupa aku isi, lupa passwordnya, lupa usernamenya, lupa segalanya.

Image

Mungkin kali ini aku belajar konsisten lagi =)

untuk perayaannya, sederhana.

Aku akan menuliskan daftar tulisanku disini, siapa tahu berguna =)

Kupikir ada serunya juga kalau kembali mengingat apa yang membuatku menulis blog ini, Sweta Rohita.

Aku mulai menulis saat baru menerima kabar aku akan diberangkatkan ke Hungaria, tanah kaukasian pertama yang kupijak, tanah impian yang semula itu tak mungkin.

Read the rest of this entry

Ketika keterbatasan tidak membatasi

Standard

Belajar dari orang lain : Cicely M.Barker

Image

Bunga Sycamore: Keingintahuan.

Gambar gambar yang ada di post ini adalah peri bunga yang diciptakan oleh Cicely Mary Barker di awal abad 20.

Sudah lama saya tertarik dan ingin tahu tentang dunia anak kecil. Fairy tale, atau cerita peri, goblin, elf dan lain lain, memang bukan dari negeri sendiri. Di lain waktu saya akan membahas soal Lullaby, atau lagu tidur yang juga sangat menarik. Gambar di atas adalah sebuah gambar peri bunga yang dilukis oleh seorang wanita di awal abad 20. lukisannya menawan hati, apalagi saya suka sekali anak kecil. Jadi saya segera kumpulkan semua dan mencari tahu siapa dia, dan ceritanya cukup menarik.

flower-fairies-alphabet-c1940-s.old-print.herb-twopence-wdjb--130107-pflower-fairies-alphabet-c1940-s.-k-kingcup.-old-color-print-wdjb--130098-p

Nona Barker adalah penderita epilepsi sejak kecil, ia tidak sekolah di sekolah biasa. Ia habiskan masa kecilnya dengan berimajinasi dan menggambar.  Ia masuk sekolah menggambar di Croydon School of Art, Inggris sejak umur 13 tahun.
Ia berkata, ia menolak semua teori menggambar pada umumnya dan menggambar dengan instingnya.

CMBarkerc1920

Read the rest of this entry

Encompass Journey of Understanding 2013- The Complete Story of Preparation (Part 1)

Standard

I always blog my articles in Bahasa Indonesia, but for this time I will use English fro my special friends from Journey of Understanding 2013.

It has been 2 weeks after the program finished, I can not believe I miss our everyday’s activity.

The Journey wasn’t begin directly on 17 March but way before it. The introduction, the preparation and the activities with Risky, Lissa and Bagas started since the end of December 2013. When Bagas and I invited to the first meeting to know each other that we were selected, actually that was the second meeting, Bagas went to my weekly music event and I barely even remember! He said so. Then after weeks, I remember. Haha.

Then I remember when we had to meet to discuss about visa and preparation at the second day of 2013, Directly after the new year! we met at YEPE(Mountainering Club that Bagas joined) office to meet the leader of Encompass Indonesia. We were informed that another participants are from Jakarta, they are Risky Jusuf and Lissabrina Pasla.

After a while, we know who is Lissa but we didnt have any Idea who is Risky. We tried to contact them but it didnt work for the first time. Because Bagas and I came from different background and culture, the mentor, Adit, who went to JOU 2012 asked us to become friends and joined one another’s activity, to build a chemistry , as a team. Well, it works well! haha.. Then I asked Bagas to join a trip with me , the very first trip, to go to a spring water in the south of our city, because he knew the place.  Bagas said it was shocking, invited only after 3 days meeting. hahaha… but it worked well, and it was 5 of us went to the spring, enjoying the scenery and the rice field trip, walking in the river and swiimmm in the spring water!!!

 

then after that, the activities of Encompass Indonesia makes us just like a team, actually I have to helped him on his event, but because several reason, I cant =( Kinda regret it actually…

And the day of Visa and meeting Risky and Lissa came.

We met Risky for the first time at the office of YEPE in Jakarta, He drove us to the place we will meet Lissa. Bagas and I was so curious… haha..

Then after 4 of us gathered, the program developer of Encompass Indonesia started to began the preparation and we were preparing the whole week for visa application and activities that could bring us as a team.. I still remember every detail!! Read the rest of this entry

Antariksa dan Pertiwi

Standard

Jadi begini mulanya,

Pertiwi dan dunianya adalah harmoni nikmat dari desah parau angin yang bertemu dedaunan, merdu gemericik air disela sela jemari kakinya, dan lantunan nyanyian kayu yang berdansa dengan api. Ia dengan dawai dawainya nyanyikan rasa yang tersirat di hidup kita.

Antariksa dan dunianya adalah wujud nikmat sinar matahari yang berangkulan mesra dengan tetes air yang menjelma menjadi pita kristal, getaran getaran warna putih empuk dari awan dan sketsa luas angkasa yang tak tergapai tangan kita. Ia dengan jemarinya menggambarkan luas rasa dari biru samudra.

Lalu setelah ini tinta menjadi nyawa dan kertas menjadi dunia dimana kisah ini hampir tak mungkin menjadi realita di dunia nyata kita.

Read the rest of this entry

Menemani Bapak Bagian 1

Standard

(Indonesia Tanah Air beta.. Pusaka abadi nan Jaya…)

Fifi kecil terlihat sedang bermain batu di seberang jalanan tepat dimana saya berdiri. Ia terlihat asyik sendiri dengan dunianya di pinggir jalan yang ramai itu. Fifi menemani ayahnya, seorang pengemis yang telah kehilangan penglihatannya sejak 14 tahun lalu, tahun 1996. Fifi dan ayahnya berdomisili di malang selatan, kami (saya dan Sol) menemui mereka di dekat lapangan rampal. Setiap hari, Fifi menemani ayahnya pergi ke tempat dimana saja ayahnya dapat mengemis, kadangkala hingga pasar dinoyo, jika di pasar sekitar tempat mereka tinggal, isin* , katanya polos. 

Image

(Indonesia sejak dulu kala, selalu dipuja puja bangsa..)

Walaupun menemani ayahnya, Fifi masih bersekolah dan sekarang duduk di kelas 5 sd. Di rumahnya mereka tinggal ber empat (ada kesimpang siuran data saat Fifi menjawab dan ayahnya menjawab, membuat hal ini menarik mengapa jawaban mereka berbeda) 

Read the rest of this entry