Monthly Archives: June 2011

Napak Tilas Saya Sendiri

Standard

“napak tilas itu datang atau menuju ke tempat tempat dimana leluhur kita dulu datang” kata mas Suli ketika aku dan mas Suli menatap lurus candi singosari. Dua hari istimewa, senin dan selasa tanggal 27 dan 28 ini, aku seperti naik kuda entah pergi kemana pokoknya terus melaju. Bolehlah disebut napak tilas, karena Tahun lalu, aku juga pergi ke tempat tempat ini bersama rombongan anak Hongkong. Kangen

Melati dari Sumber Awan

Senin, 27 juni

Aku pulang sendiri dari Jakarta dan di jemput oleh seorang teman, Kayu. Rencana semula hanya belok kiri dari bandara, menuju tumpang dan pulang lewat jalan yang tak pernah kulewati, jadinya malah naik ke atas desa Poncokusumo Tumpang yang indah (foto akan aku upload segera), dimana tepat setahun lalu aku membantu beberapa petani panen cabai merah, tepat sebulan sebelum harga cabai naik. Aku dan Kayu menuju punden, dimana dulu hanya aku dan 2 anak hongkong saja yang dibawa oleh host family ku ke sana.hanya kami.Gerimis kecil tak menghalangi kami, seperti orang yang sedang cari wangsit, kami tetap menempuhnya.

Poncokusumo

Entah mengapa yang kuingat adalah senyum dari temanku ini ketika memayungiku dari hujan gerimis. Ijinkan aku menyukai senyummu ya =)… Aku dan Kayu hanya duduk di reruntuhan tempat pemujaan itu dan mencari obyek foto yang indah. Kayu menyukai awan. Aku diajari menghitung umur dari batang kayu

Mencoba Menghitung Garis Kehidupan

Read the rest of this entry

Aku Akan Menari

Standard

Menari? seorang saya menari?

Potro Duduk melihat Panji Pamecut

Keraguan itu muncul setiap kali aku hendak memakai topeng. Raden Potrojoyo, dalam tarian GrebeJawa, tidak akan menarikan apapun yang pakem. “wes apapun yang kamu mau lakukan van, potro itu bebas!” kata mas Suli menyemangatiku..

sejenak setelah menggunakan topeng tersebut, seperti ada kekuatan lain muncul dan menggiringku menari tanpa aturan, di sekitar temanku yang memerankan Panji, bendhoro dari Potro.

“Potro itu demang, satu satunya topeng malangan yang dalam ceritanya dapat melawan Ki Dalang” aku membaca ulasan seorang pembuat topeng di Malang. “Potro itu ga bisa di atur, bebas sak enake dewe, tapi bijaksana dan menghibur” kata Aqua. Kebetulan Topeng Potro ini adalah topeng yang menemaniku main biola saat itu, yang menjadi sebuah sosok menangis di atas kotak pengumpulan dana.

Kukira aku akan memakainya saat bermain biola.

Saat itu aku bermimpi ada Potro Gondrong, menari nari di depanku tak bisa diam.

Read the rest of this entry

Mau Lagi!

Standard

Diantara luka luka baru yang masih basah, ada saja cara sang Pencipta menghibur aku.

Selama dua hari ini aku sengaja mengikuti kegiatan kampus, bermalam di sebuah rumat retret di dekat hutan kesukaanku. kukira paling tidak bisa sedikit menghiburku dari luka luka baru tersebut.

sang Pencipta mempunyai cara yang unik menghibur aku, aku baru menyadarinya setelah pulang dari kegiatan hari ini. Seru nya kegiatan hari ini membuatku lupa dengan masalah masalahku, dan bahkan ketika aku mengingatnya, aku cuma mendapatkan pernyataan “walaupun kamu punya masalah, itu baru masalah kecil. orang lain mempunyai masalah jauh lebih besar daripadamu saja masih tetap berjuang dan tersenyum!” Read the rest of this entry

Hari ini

Standard

Perjalanan itu pasti banyak kerikil tajamnnya

barusan saja aku tergores beberapa kerikil tajam.Sakit memang, dan rasanya perih karena hal ini mendadak terjadi begitu saja. mungkin sekarang saatnya bersolo karir dan lebih berkarya sendiri.

Dalam perjalanan pulang, diskusi mendalam dengan Aqua cukup mengguncang otakku, ah  bulan masih menyeringai.

Aqua selalu berhasil menjawab semua pertanyaan pertanyaanku dengan cara membantuku menemukan jawaban yang sebenarnya sudah ada dan berserakan di sekitarku.

“Aku masi kepikiran sama pertanyaan pertanyaanmu”

Read the rest of this entry

“Jangan Lupakan Mata Air”

Standard

Baru saja aku bertemu dengan dua mata air, dua tokoh vital dalam perjalananku mencari ilmu. Sebut saja Aqua dan Ura karena beberapa hal yang akan saya cantumkan di bawah. tokoh ini baru kukenal 2 bulan terakhir ini, tetapi kehadiran mereka seperti memuaskan kehausan akan ilmu dan rasa yang selama ini aku rasakan.

Diskusi diskusi mengenai Nusantara, Indonesia dan khususnya Jawa, karena aku berpijak di tanah jawa membawaku terbang bersama dengan pengertian pengertian mengenai kehidupan. Aku tidak pernah mau pulang jika bertemu dengan mata air seperti mereka. Khususnya Aqua, benar benar mata air yang

aku cari cari selama ini. Aqua bisa membantuku mengumpulkan potongan puzzle yang seharusnya sudah ada di sekitarku.  Ura sendiri yang terlihat lebih santai melengkapi setiap sudut pandang yang ada. Sebenarnya jawaban jawaban dari pertanyaan manusia

Read the rest of this entry