Teruntuk, Anakku yang Kukasihi di Masa Depan

Standard

Dear, My Future Child…

Hai, aku ibumu yang belum tahu kapan akan mengandungmu. Entah mengapa pagi ini aku ingin sekali menuliskan surat ini, sekaligus berjanji pada diriku, jauh… jauh sebelum engkau lahir. Barangkali dapat menjadi pengingat jikalau aku lupa dan bersikap seperti ibuku (ups!).

Anakku di Masa Depan,

10348460_743759332340662_8259061102614551921_n

Mengenai Mimpi-mimpimu

Ibumu ini orang yang tidak bisa diam, selalu ingin mencoba banyak hal, bermimpi muluk hingga ibuku pun tak percaya aku dapat menggapainya. Aku berjanji padamu nak,

aku akan mengijinkanmu bermimpi mengenai apapun. Mungkin terdengar aneh bagiku karena aku belum pernah menyentuhnya. Mungkin terdengar naif bagiku karena kamu terlihat begitu muda dari umurku, belum cukup pengalamanmu. Tetapi jika aku membandingkan pengalamanku sebagai tolok ukur kesuksesanku, betapa aku menjadi orang tua yang sangat menyedihkan. Hidupmu akan berbeda dari hidupku. Begitu juga mimpi-mimpimu. Berbeda bukan berarti salah, anakku. Aku mungkin akan cerewet mengingatkanmu bahwa mewujudkan mimpi itu tidak semudah ucapan belaka. Aku mungkin akan berusaha menjadi tameng sebelum kegagalanmu melanda. Tetapi aku berjanji, anakku.. selagi aku dapat mendukungmu dengan materi aku akan memperjuangkannya. Jika aku tidak dapat mendukungmu dengan materi, restuku bersamamu, anakku. Aku ingin dapat menjaga mimpimu dan membantumu mewujudkannya. Itulah hal pertama yang kujanjikan.

10858472_751865878196674_1361391437476399025_n

Mengenai pilihanmu dalam kehidupanmu

Anakku, pilihanmu dan pilihanku tidak akan selalu sama. Mungkin aku telah mengambil jalan A kau ingin mencoba jalan B. Mungkin ada saatnya sebagai orang tua aku khawatir dengan pilihanmu yang belum tentu akan membahagiakanmu. Tetapi tenang saja anakku, aku percaya kau akan bahagia dengan pilihanmu. Kau akan baik baik saja walaupun harus jatuh bangun menjadi dirimu sendiri. Aku tak mau kau menjadi seseorang yang palsu di hadapan orang tuamu, bahkan dihadapan dirimu sendiri. Memilihlah anakku. Aku akan berusaha memberi bekal seperti apa pilihan pilihan itu, tetapi aku bukan tuhan yang dapat menentukan kebahagiaanmu jika kau memilih seperti jalanku. Jalanku juga bukan jalan yang terbaik. Penuh air mata dan juga sukacita. Pilihanku untuk memilikimu akan menjadi pilihan yang luar biasa membahagiakan karena akhirnya aku belajar ikhlas mencintai seseorang yang berbeda jalan pikiran dan pilihannya daripada aku. Aku akan berusaha membebaskan diriku dari ketakutan kau akan gagal jika tidak memilih jalanku. Kau tetap anakku apapun pilihanmu. Memilihlah anakku, jadilah dirimu sendiri.. aku akan selalu mendukungmu.

11057676_535497259923253_3348980538549518049_n

Mengenai pasangan hidupmu

Anakku yang sangat kucintai, aku ingin menjadi orang pertama yang mendengar canda tawa dan keluh kesahmu yang terindah hingga yang terburuk mengenai pacar-pacarmu nanti, calon pendamping hidupmu nanti. Romansa tidak pernah mudah untuk anak muda. Aku mau menjadi sahabatmu dua puluh empat jam sehari, aku siap mendengarkanmu. Aku ingin kau selalu bisa memelukku dan membagi tangis dan tawamu. Aku tidak akan menghakimimu dengan apapun yang terjadi dengan dirimu. Aku akan berusaha mengenal orang yang kau cintai, dan orang yang mencintaimu. Aku tidak ingin melihat anakku sedih dalam hidupnya, maka ijinkan aku juga menguji dia yang mengaku mencintaimu. Aku akan membuka pikiranku untuk mengerti dia, seperti kamu belajar mengerti dia dan menerima dia, seperti kamu belajar menerima dia. Berikanlah waktu untukku untuk mengenal ia juga. Aku berjanji aku tidak akan memberikan alasan-alasan klise yang sebenarnya tidak aku alami hanya untuk membenarkan argumenku mengenai pilihan pasangan hidupmu. Aku akan bersama-sama mendampingimu mencari seseorang yang paling cocok dengan hatimu. Aku mungkin tidak akan cocok kepada semua pasangan yang kau kenalkan, tetapi aku tidak akan menolaknya. Dan jika aku melihat usaha dari masing-masing kalian untuk bersama, Aku berjanji anakku, aku belajar merestui kalian.

10934024_716600241781500_7370075843179717583_n

Mengenai agamamu, kepercayaanmu

Anakku, aku ingin kau mengalami saat-saat personal dengan penciptamu. Aku ingin menyampaikan bahwa kau mungkin akan kecewa dengan agama, dengan orang orang yang mengaku bertuhan tetapi berkelakuan tidak seperti bertuhan. Berargumenlah, memilihlah. Aku tidak akan membatasimu dengan pengetahuan yang aku punya. Aku akan menghormati apapun pilihanmu, meskipun mungkin susah aku mengerti. Tetapi sebagai manusia seutuhnya, aku hanya ingin kau yakin dengan pilihanmu. Itu saja. Jika harus berubah, kau lakukan itu dengan kesadaranmu. Aku berjanji tidak akan melarangmu memilih jalan yang paling kau yakini. Sekalipun kau harus jatuh, aku disini untuk memelukmu dan mengajakmu untuk bangkit lagi, berjuang lagi. Anakku, aku memiliki waktu yang berat di masa mudaku mengenai hal ini. Aku tak ingin kau mengulangi rasa pahit di hatiku. Aku akan selalu menjadi rumahmu mengadu, rumahmu berlindung. Paling tidak aku akan berusaha selalu ada untukmu apapun pilihanmu ini, anakku..

1507737_560762920694112_8997950341170992707_n

Aku mungkin tidak bisa menjadi orang tua yang sempurna. Tetapi aku dan ayahmu akan selalu sepakat untuk selalu menghargai keputusanmu. Betapapun berbedanya dengan pemikiran kita sebagai orang tuamu. Aku akan meluangkan waktu mengerti mengenai keputusan-keputusan dalam dirimu. Aku ingin kau juga memperjuangkan apa yang ingin kau jalani, yakinkan kami kau yakin dengan keputusanmu, kami akan mendukung dan merestuimu, Anakku. Aku ingin menjadi rumah dimana kamu dapat berlari pulang. Rumah dimana kamu dapat mengumpulkan tenaga untuk kembali berjuang. Rumah dimana kamu akan selalu dicintai dan dihormati. Aku tidak mau kau kehilangan ‘rumah’ .

Surat ini juga menjadi jawaban ketika nenekmu selalu berargumen “tunggu jika kamu punya anak” aku tidak mau menunggu itu, aku berjanji pada diriku sendiri, aku akan selalu menghormati dan mencintaimu, Anakku..

Dengan kasih,

Orangtuamu

One response »

  1. Nice post!

    It’s rather brave for you to write them down. I barely have to gut to plan to have ‘one’ with prior parents experience.

    Always glad to meet another fellow dreamer. That utopian world seems so close to be true.

Leave a comment